Perhatikan percakapan berikut:
Mahasiswa 1 : saya belum siap menghadapi doping, hasil data yang kita diskusikan masih sangat kurang. Takutnya diusir lagi nanti..
Mahasiswa 2: q juga berpikir hal yg sama, takutnya nanti ibu itu marah. q rasa tunggu sampai kelompok ini siap dulu, qta selesaikan dulu diskusi ini, apa lagi yang perlu kira2..
Perhatikan juga (saat bertemu dengan doping):
Mahasiswa : ibu kami mau bimbingan.
Ibu doping : gimana ne kelompoknya ga pernah bimbingan, kelompok lain sudah beberapa kali ketemu dan bimbingan dgn saya. kalian sekalipun ga pernah. kenapa?
mahasiswa ; Ya bu, sebenarnya sudah lama nya pengen ketemu dengan ibu, tetapi kemarin kan karena tidak diperbolehkan karena hanya beberapa orang yang bisa krn sebagian ujian.
Ibu doping : lalu kenapa ibu mendengar ada bimbingan dengan dosen lain. saya doping kalian bukan yang lain.
mahasiswa ; ya bu, itu hanya diskusi biasa. kami tidak ada maksud tidak mengindahkan ibu. dan memang ini ketidaktahuan kami juga karena kelompok yg lain yang bimbingan sama ibu juga melakukan hal yang sama.
Ibu doping : jadi..ibu sengaja refer ke sana karena mencari teori lagian itu atas persetujuan saya setelah sebelumnya sudah diskusi dengan saya. atau kalian hanya takut menghadai ibu atau gimana ibu ga tau..
Mahasiswa : bukan masalah itu bu,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,bla bla bla bla....
Dari percakapan di atas terlihat bahwa kelompok mencoba menggambarkan kesimpulan yang spesifik dari sedikit data , data ambigu, dan bertentangan klo di Psikologi istilahnya disebut Arbitrary Inference. takutnya nanti diusir lagi, nanti ibu itu marah merupakan kesimpulan yang diambil mahasiswa tersebut tanpa ada data-data yang jelas sebenarnya.